Serasa MUSTAHIL negara-negara Conmebol menjadi Juara Piala Dunia LAGI

Serasa MUSTAHIL Negara Conmebol Menjadi Juara Piala Dunia LAGI

Hiruk pikuk Piala Dunia selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi penyuka olahraga yang sangat energik dan juga ditaburi pemain bintang ini. Bagi kaum hawa juga sangat menyukai para pemain dunia yang tampan dan juga kaya.

Sejak Piala Dunia tahun 1998 di Perancis sampai tahun 2018 di Rusia diikuti oleh 32 negara di putaran finalnya, sedangkan sebelumnya hanya 24 negara. Bahkan ada rencana untuk tahun 2026 di Amerika, Canada dan Mexico akan diikuti 48 negara.

Namun sejak tahun 1998 sampai 2018 yang lalu, dari 6 gelaran Piala Dunia hanya 1 kali negara Conmebol atau Amerika Latin yang menjadi Juara yaitu Brasil tahun 2002. Dan 5 gelar lainnya direbut oleh negara-negara Eropa yaitu Perancis tahun 1998, Italia 2006, Spanyol 2010, Jerman 2014 dan Perancis tahun 2018.

Sungguh mengherankan bukan ? sedangkan kita tahu bahwa negara-negara Amerika Latin bukanlah negara-negara yang lemah seperti Brasil, Argentina, Paraguay dan Uruguay. Lalu kenapa hal itu terjadi? Penulis mencoba memberi pandangan sebagai berikut:

1. Sistem Kualifikasi yang berubah

Sampai tahun 1994 zona conmebol yang terdiri dari 10 negara dibagi dalam 2 Group. Jadi Juara dan Runner Up group langsung masuk ke putaran final. Hal ini sama juga bagi negara-negara Eropa.

Dalam satu group diadakan sistem kandang dan tandang, jadi kalau ada 5 negara dalam satu group maka setiap negara akan menyelesaikan 8 pertandingan sebelum memastikan diri ke putaran final.

Sedangkan sejak tahun 1998, 10 negara conmebol dijadikan 1 group. Jadi setiap negara harus menyelesaikan 18 pertandingan di babak kualifikasi sebelum ke putaran Final. Kalau mau dibandingkan dengan Zona Eropa, 1 group diisi 6 negara artinya setiap negara hanya bertanding 10 kali di babak kualifikasi.

Jadi ada selisih 8 pertandingan sebelum masuk putaran final. Kalau mau dibilang, team dari conmebol sudah babak belur dulu sebelum putaran final.

2. Puluhan pemain bintang negara conmebol bermain di Liga Eropa

Salah satu alasan yang pasti adalah alasan ekonomi membuat banyak pemain negara conmebol tertarik untuk bermain di Liga Eropa. Liga Inggris terkenal yang paling suka pakai pemain asing, diikuti Liga Italia dan La Liga.

Kita juga tahu bahwa Liga Eropa padat jadwal kompetisinya. Walaupun dikatakan mereka profesional sebagai pemain tetapi saya yakin faktor kelelahan adalah manusiawi.

3. Sukarnya membangun chemistry dengan pemain lokal

Kurangnya waktu latihan bersama dengan pemain lokal membuat susah terbentuknya kekompakan diantara mereka.

Demikianlah sedikit gambaran berdasarkan presepsi saya. Sungguh sangat sulit negara Amerika Latin untuk menjadi Juara Dunia lagi. Namun sebulat bola, kita juga tidak akan tahu masa depan.Tetap semangat.

Related Posts